Satu Hari Sekali Lagi : Rencana


29 Juli 2017


Hari ini malam minggu. Sudah sekian hari yang aku lewati tanpa bertukar kabar denganmu. Terakhir yang aku ingat, aku mengucapkan selamat tidur untukmu. Setelah itu, aku membenci diriku sendiri.

“Makanya chat duluan. Ngomong apa kek.” begitu kata teman-teman saat aku tanyai bagaimana memulai percakapan dengan perempuan.

“Payah lu.” tambahnya.

--

Malam minggu ini, aku sedang mendengarkan blue sky collapse, milik adhitia sofyan. Entah kenapa, mendengar lagu ini, aku teringat kamu. Teringat pertemuan terakhir kita.

Still everyday i think about you..

Aku ingat dua hari sebelum kita meninggalkan perantauan untuk pulang ke rumah masing-masing, aku membuat rencana. Rencana untuk mengantarmu pulang hingga ke rumahmu. Tentu saja ini kejutan, dan kamu tidak tahu.

Namun, mengingat betapa keras kepalanya dirimu, aku khawatir kamu menolak. Malam harinya aku bertemu seorang teman, aku ceritakan rencana ini kepadanya dan aku tanyai bagaimana baiknya agar rencana ini dapat berjalan.

Satu hari menjelang keberangkatan, entah takdir atau sekedar kebetulan, kita bertemu secara langsung. Kita bertemu secara tidak sengaja untuk mengantar dua orang teman ke stasiun purwosari. Hari itu aku percaya, Allah punya rencana baik.

Usai mengantar teman hingga batas pengantar, aku mengajakmu untuk berlama-lama di stasiun. Tanpa aba-aba kita langsung memilih tempat duduk di antara banyak orang.

“Kamu katanya mau nganter aku pulang?” katamu.
“Iya. Gimana?”
“Gak usah. Kasihan kamu.” kamu menolak, sesuai dugaanku.
“Tuh, kan, bener. Pasti nolak.” Lalu saya membatin, “Dasar keras kepala!” Oh, iya, aku mengatakanmu keras kepala karena mengingat pertengkaran kita di kosku. Aku ingin menceritakan, tapi sebaiknya, kita saja yang tahu.
“Ada syaratnya.” katamu, seraya mengarahkan pandangan ke arahku.
“Apa?” aku sangat antusias.
“Kamu harus buka puasa di rumahku. Deal?”
Tanpa berpikir panjang, aku langsung membalas, “Deal!” aku tersenyum. Tentu saja aku bahagia bukan main.

Ah, ternyata aku salah. Kamu itu tidak keras kepala. Melainkan mau tapi tidak enak hati.

Setelah itu kita memutuskan meninggalkan stasiun, meninggalkan kenangan di sana. Di purwosari. Ternyata rencana mengejutkanmu gagal. Tapi aku senang, rencana mengantarmu berhasil.


bersambung..

Comments

Popular posts from this blog

sudah lama

Social Media