A Memory
A memory
Kenangan masa kecil selalu menyenangkan bila diingat. Sayangnya, dari sekian banyak kenangan, hanya beberapa yang masih tersimpan. Aku mengenal diriku yang kecil sebagai seorang pendiam. Sewaktu taman kanak-kanak, temanku hanya satu, ia bernama Kiki. Kiki orangnya gemuk dan jail. Giginya tidak rapi dan gaya rambutnya belah tengah. Saat Kiki tersenyum, itu bukan karena ia murah senyum. Melainkan senyum bahagia setelah sukses menjahili teman. Entah kenapa, aku bisa berteman dengan Kiki saat itu.
Salah satu kenangan yang bisa aku ingat bersama Kiki adalah saat ia menjahiliku. Waktu itu bersama teman lainnya dan ibu guru, kami duduk melingkar hendak makan bersama. Kiki tiba-tiba berjalan mendekatiku, membawa botol minumnya berwarna oranye. Dengan gembira ia membuka botol minumnya dan menumpahkan air yang masih penuh itu ke atas kepalaku. Aku yang pendiam pasrah dan hanya bisa melihat senyum bahagianya. Meski begitu, aku tetap berteman dekat dengan Kiki.
Pertemanan kami berlanjut hingga masuk sekolah dasar. Kami masuk di kelas satu yang sama. Sayangnya, aku harus pindah ikut orang tua ke kota lain saat pergantian semester pertama kelas satu. Hari terakhirku bersama Kiki, kami habiskan dengan jajan di kantin setelah pulang sekolah. Aku membeli ciki, Kiki membeli pempek. Saat membuka bungkus ciki, ternyata aku mendapat hadiah berbentuk ikan dengan tali. Sebagai tanda perpisahan, aku memberikan hadiah itu kepada Kiki. Ia senang sekali mendapat hadiah perpisahan dariku.
Setelah ia terima, hadiah itu ternyata pulpen berbentuk ikan. Mengetahui hal tersebut, entah mengapa aku jadi menyesal sudah memberikannya ke Kiki. Dengan memaksa aku meminta kembali hadiah itu. Kiki tentu tidak mau. Aku berpikir untuk merelakannya saja. Tapi, pikiranku lainnya berkata sebaliknya. Akhirnya, terjadi adu rebut yang cukup lama. Saat itu, Kiki melunak dan mau menyerahkan kembali hadiahnya. Aku merasa senang dan menang.
Beberapa tahun setelah aku pindah di kota lain, aku membongkar barang-barang lamaku dan menemukan pulpen berbentuk ikan. Saat melihatnya, aku menyesal kenapa pulpen itu ada padaku.
Comments
Post a Comment